nnwwrawr
2 min readDec 9, 2023

© nnwwrawr

Asa akhirnya pergi bersama Sae, ia tidak ingin orangtuanya melihatnya bertengkar di rumah lamanya.

Di malam hari itu, bulan sangat indah. Seketika, rasanya Asa melupakan hal hal yang membuatnya marah sebelumnya.

“Bulannya indah ya, Sae.”

“Iya. Tapi, bukannya, tidak ada yang lebih indah dari kehadiranmu?”

Lantas saja, Asa menyembunyikan wajahnya yang sedikit memerah, memalingkan wajahnya agar sang kasih tak melihatnya.

“Wajahmu memerah. Am I wrong?”

Sesampainya di rumah mereka, Sae membukakan pintu untuk Asa untuk masuk ke rumah mereka. Kucing milik Asa sudah menunggunya pulang sedari tadi.

“yang kangen kamu, bukan cuma aku, sayang. Jeruk juga kangen kamu.”

Sae masuk, melepas sepatunya dan ia duduk di sofa ruang tamu. Ia menepuk tempat duduk disebelahnya, menginginkan Asa untuk duduk disebelahnya.

Asa duduk bersama Sae disebelahnya. Asa merindukan Sentuhan lembut dari Sae. Rasanya, Asa hanya ingin caper seharian kepada Sae.

Sae menidurkan kepalanya di pangkuan Asa. “Aku kangen kamu. Aku minta maaf.” Ujar sang kasih. “Aku udah minta cuti seminggu, kita bisa cuddle seharian, snuggle, apapun. Aku libur seminggu. Mau rewatch apapun, I’m free.” Lanjut Sae.

“Cupu, Gitu aja langsung minta cuti.” Ujar Asa dengan nada bercanda. “gitu aja? kebahagiaan istriku lebih berharga daripada kerjaan yang gaada habisnya.” Jawab Sae.

“Udah, kita baikan kan, sekarang?” Tanya Sae. “Menurutmu aja gimana?” Jawab Asa sambil membelai rambut Sae dengan lembut. Asa tertawa kecil.

Di suasana hening ini, Tiba tiba Sae berkata, “Aku kangen kamu. Ayo ke kamar.”

Oke, udah ya, selamat berimajinasi.

© nnwwrawr

Unlisted